Rabu, 20 Juli 2011

Jogja Journey













5 HARI DI JOGJA YANG PENUH DENGAN RAGAM HAL UNIK MULAI DARI SELASA HINGGA SABTU ...

Terhitung sejak Selasa pagi keberangkatan saya dari kota Gombong, dimana sebelumnya saya menginap di rumah nenek saya selama 1 hari 1 malam kemudian tiba di Jogja pada pukul 16.30 begitu banyak pengalaman yang takkan terlupakan. Pengalaman ini terasa berbeda karena saya tidak bersama kedua orangtua saya melainkan saya hanya bersama kakak saya dan teman-temannya. Kami tiba di dekat Stasiun Tugu untuk mencari taksi karena saya akan bermalam di rumah paman saya di daerah Condongcatur. Selama perjalanan menuju rumah paman saya, saya melihat sisi kota Jogja yang saya rindukan selama ini. Kota Malioboro yang ramai, Tugu Jogja dan sempat dikejutkan oleh patung hitam seperti hantu! Mungkin lebih tepatnya Pelahap Maut di Harry Potter hihihihihihi. Sesampainya di rumah kami segera bersih-bersih, mandi dan bersiap untuk petualangan pertama.

Awal dari semua petualangan, kami pergi ke sebuah restoran untuk mengisi perut yang lapar. Restoran tersebut bernama "House of Raminten". Restoran ini sangat unik bagi saya tentunya karena menggabungkan budaya-budaya dan ada seekor kuda disana! Masalah rasa dan harga, jangan ragu. Saya tidak tau persis dimanakah letak restoran ini. Tapi, jika anda ingin mencari nya, cukup tanyakan saja pada semua orang di Jogja karena mereka tau bahwa restoran ini sangat terkenal sehingga mudah dicari! Kemudian perjalanan berlanjut. Malam itu ada sebuah Festival Kesenian Jogjakarta, namun saya tidak mengunjunginya. Saya lebih memilih menaiki sepeda yang menyala di sekeliling jalan Pohon Kembar. Sepeda tersebut sangat lucu karena ada berbagai macam lampu penghias sehingga sangat terang!! Cukup Rp20.000 untuk 1 putaran dan kemudian kami pulang [Photo 1 : Sekilas Sepeda Menyala]

Hari kedua kami pergi ke Gunung Merapi. Udaranya sejuk, mungkin bisa dibilang dingin namun cahaya matahri membuatnya terasa hangat. Untuk mencapai Rumah Mbah Maridjan, kami butuh berjalan sekitar 1 km dari tempat parkir. Sesampainya disana saya melihat keindahan gunung tersebut yang sangat luar biasa! Sebagian kawasan masih dibatasi karena waspada munculnya gas beracun. Di dekat Rumah Mbah Maridjan juga terdapat jalur lahar terbesar di antara lainnya. Di sepanjang jalan menuju Rumah Mbah Maridjan, banyak warung-warung yang memperlihatkan foto-foto mistis sepeerti munculnya wajah dan bentuk aneh lainnya saat Gunung Merapi meletus. Sesudah itu, kami mampir ke Taman Sari. Ya, Taman Sari adalah teempat pemandian para putri raja. Namun sayang, kami tibaa disana pada pukul 16.48 sehingga gerbang ditutup. Tapi jangan salah, kami sempat memanjat sebuah dinding dan hasilnya kami mendapatkan beberapa foto yang lebih keren!! HAHAHAHAHA [Photo 2 : Gunung Merapi] [Photo 3 : Rumah Mbah Maridjan] [Photo 4 : Foto Mistis]

Hari ketiga yaitu hari yang paling ditunggu-tunggu akhirnya datang juga!! PERGI KE PANTAI!!! Bukan Pantai Parangtritis seperti pada umumnya, saya pergi ke sebuah pantai terbaik di kawasan Wonosari, ya, Pantai Sundak. Dari 11 pantai yang ada di kawasan Gunung Kidul tersebut, Pantai Sundak adalah yang terbaik dan saya sangat mmenikmati 3 jam disana. Perjalanan kurang lebih 2,5-3 jam terbayar tuntas sesampainya disana! Pantai tersebut sangat indah, masih sangat bersih dan air nya jernih sekali. Tapi, ada resiko nya juga. Disini banyak sekali ubur-ubur yang berbahaya. Ombak berkejaran dengan warna biru yang menyegarkan membuat saya berasa di surge. Fasilitas disana belum cukup memadai, jadi jika ingin menginap biasanya membawa tenda. Setelah puas bermain di pantai, kami lapar. Kami pun melanjutkan perjalanan untuk mencari makan ‘Bakmi Jawa’. Bakmi ini sangat khas karena dimasak menggunakan ‘anglo’. Jika saja bakmi Jawa tidak dimasak di dalam anglo, pasti rasanya aneh dan kurang nikmat. Saya pun memesan bakmi godhog. Perlu diketahui, bakmi nyemek dan gadhog sebenarnya sama-sama berkuah, yang membedakan adalah banyak nya kuah tersebut. Bakmi nyemek kuahnya sedikit, sedangkan godhog banyak.

Hari keempat kami berencana untuk beli oleh-oleh. Hmmm, rasanya kurang sah jika mampir ke Jogja tanpa mencoba seporsi nasi gudeg lengkap bersama krecek. Akhirnya kami sarapan pagi di sebuah Rumah Makan Gudeg yang terkenal karena rasanya yang sangat nikmat! 1 porsi saja sudah banyak sekali. Setelah kenyang, kami hendak berbelanja di Mirota Batik sehingga diturunkan di depan nya. Pemilik Mirota Batik adalah pemilik House of Raminten juga. Lagi-lagi banyak hal unik sayya dapatkan disini mulai dari pernak-pernik, pakaian batik khususnya, sekalipun alat-alat untuk makan. Segala macam rasanya seperti ada disana! Setelah puas berbelanja, saya menunggu teman kakak saya yang sedang antri di kasir. Sekalian menunggu, tanpa sengaja saya melihat sebuah buku berjudul History of Java. Buku itu merupakan karangan Stamford Raffles dan saya sangat terkejut melihatnya! Buku tersebut disimpan di lemari kaca. Setelah itu, kami mengunjungi Benteng Vredeburg dan Taman Pintar. Di Benteng Vreedeburg terdapat ruang diorama dan di ruang diorama 2 ada sebuah patung relief Ir. Soekarno sedang membacakan teks proklamasi. Di bawahnya ada sebuah tombol dan saya menekannya, dalam sekejap saya mendengar suara Ir. Soekarno saat membacakan teks proklamasi. Sungguh menakjubkan! Pada umumnya ruang diorama disini menampilkan kejadian-kejadian di Jogja dari sebelum merdeka hinnga sampai mempertahankan kembali kemerdekaan. Kemudian kami pergi ke pinggiran Bandara Internasional Adisucipto untuk melihat proses terbangnya pesawat sambil makan tempura hahahaha

Pada hari kelima saya hanya beres-beres di rumah untuk bersiap kembali ke Jakarta naik kereta api Argo Dwipangga. Kami berangkat pukul 19.00 dan telah sampai di Stasiun Tugu pukul 19.30. Kereta pun berangkat pada pukul 21.00 meninggalkan Jogja.


Sungguh sedih, namun itulah akhir perjalan saya. Sampai jumpa Jogja, suatu saat aku akan kembali …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar