Minggu, 23 Januari 2011

The Queen From Galicians (Part 1)

Pagi yang cerah itu begitu indah. Burung-burung berkicau dan matahari menyambut kamar Helena. Seperti biasanya Helena segera terbangun dan menuruni anak tangga di rumahnya dan pergi ke ruang makan. Di sana sudah tampak sang ibu, Londerina dan kakak perempuannya, Braschette. Dengan penuh semangat Helena menyambut mereka dan segera menyantap cream soup dengan smash potato buatan ibunya.

Kakak tertua Helena, yaitu Julio terlihat sedang bersiap-siap ingin pergi kuliah bersama Sergio. Ayah Helena, yang bernama Juan kala itu tampak sedang sibuk bertelepon dengan teman lamanya.

Namun, di pagi itu Helena merasakan sesuatu yang aneh. Tidak seperti biasanya. Walaupun burung-burung berkicauan, rasanya bukan burung merpati yang berkicau. Bahkan, lama-kelamaan ia melihat pohon birch di depannya berubah warna begitu aneh. Tanpa berpikir panjang ia lebih baik keluar dan pergi ke sekolah.

Permasalahan tak selesai sampai situ. Biasanya di sekolah para temannya menyapa dengan ramah. Kali ini, mereka semua tampak menghindar dan menyoraki Helena. Di ujung koridor sekolahnya Helena sangat terkejut ketika melihat adik dari Fereir, temannya tertusuk pisau dan ada pesan bertuliskan namanya. Helena pun dipanggil ke ruang kepala sekolah. Kepala sekolah mengerti keadaan ini. Helena pun diajak pergi minggu besok secara khusus oleh kepala sekolah bersama Jane.

Seminggu kemudian, Helena ternyata diajak pergi ke sebuah padang rumput yang luas di daerah Galicians, Spanyol bagian barat laut. Di tengah padang rumput tersebut, Jane mengangkat tangannya dan tiba-tiba muncullah semacam tulisan tua yang menonjol di sebuah batu. Kepala sekolah dan Jane hanya tersenyum meilhat ekspresi Helena yang begitu terkejut.

“A...a...apa ini? Apakah ini sebuah keajaiban spesial?”

“Bukan Helena, aku adalah putri tunggal dari bucht sang raja disana”

“Bucht? Apa maksudmu dengan bucht? Dan raja? Apakah itu semua? Aku benar-benar tidak mengerti!”

“Tenang Helena, aku yang mengajakmu kesini. Jika terjadi apa-apa aku akan bertanggung jawab. Sekarang Jane siapkan darah hotcy yang sudah kau bunuh kemarin. Goreskan ke batu itu”

“Siap Madame Rose!”

Jane pun menggoreskan darah hotcy yang sudah ia bunuh kemarin. Sekedar tau saja, bucht adalah orang kepercayaan raja dan hotcy adalah binatang yang merupakan lambang kedua dari Raja Oxt sang penguasa kegelapan.

Setelah darah digoreskan, mereka secara tiba-tiba sampai di ladang yang sangat indah dan penuh dengan gandum segar. Banyak orang-orang yang menyapa Madame Rose dan Jane. Sungguh, saat itu Helena begitu bingung.

“Selamat pagi Madame Rose! Selamat pagi Jane! Salam hormat dari Raja Aragon dengan Keagungan, Kebijaksanaan, dan Keadilannya”

“Pagi Andres! Rasanya sudah cukup lama tidak bertemu denganmu”

“Paman Andres, bolehkah kukenalkan temankku yang satu ini?”

“Oh tentu saja boleh Jane! Bahkan kedatangannya sudah ditunggu seminggu yang lalu oleh Raja Aragon”

“Namanya Helena. Dia adalah satu-satunya keturunan murni penyihir Galicians yang tersisa.”

“Sebentaaaaarrrr!!! Apa katamu? Penyihir? Jane bangunlah! Aku hanyalah anak bungsu dari seorang yang bernama Juan dan Londerina! Aku minta maaf jika memotong pembicaraanmu!”

“Helena aku akan menjelaskannya nanti dan bukan disini tempatnya”

“Ehem, ehem maaf putri kecil mari kita segera pergi ke istana raja”

Mereka bertiga pun pergi menyusuri desa per desa hingga tiba di sebuah kota yang mengingatkanmu pada sebuah cerita-cerita jaman Raja Arthur. Tidak lama kemudian mereka melihat sebuah istana yang begitu megahnya berdiri dengan kokoh dengan gerbang yang begitu besar dan tersinar begitu terangnya oleh matahari.

“Jane...jane...apakah kau membawaku ke sebuah mimpi?”

“Tidak, ini nyata! Ini sungguhan. Perlukah ku tampar pipimu agar kau sadar bahwa ini nyata?”

“Ti..tii...tidak perlu”

Mereka pun masuk ke dalam gerbang istana tersebut. Madame Rose segera menjumpai kekasihnya yang bekerja sebagai jendral pengatur serangan di istana tersebut. Wajahnya begitu tampan dan sangat serasi jika bersama Madame Rose. Mereka pun masuk ke sebuah pintu yang lebih besar lagi. Pintu itu berlantaikan berlian dan berdinding kaca namun terlihat tetap sederhana. Seseorang wanita yang begitu cantik bagaikan bidadari duduk diujung sana bersama suaminya yang dengan Keagungan, Kebijaksanaan, dan Keadilannya memberikan senyum kepada mereka.

“Pssst..pssst...jika kusuruh tunduk, nanti tunduk ya”

“Baiklah”

“Sekarang tunduk dan diam saja”

“Iya iya”

“Ehem, ehem Selamat Pagi Raja Aragon dan Ratu Evera. Dengan nama Keagungan, Kebijakasanaan, dan keadilan kalian negeri Ledhereland beserta rakyatnya tetap terlindungi kesucian. Dengan izin, bolehkah kuperkenankan diriku mengenali siapa gadis ini?”

“Dengan senang hati kupersilahkan Jane”

“Terima kasih Ratu Evera. Dia bernama Helena Hernandez. Satu-satunya penyihir murni Galicians yang tersisa”

“Penyihir Galicians? Aku tidak menyangka kau dapat menemukan yang tersisa! Perang saat itu begitu dahsyat. Siapa orang tuanya dia?”

“Dia mendapat keturunan dari sang nenek dan kakek, orangtua Londerina. Dia yang mengorbankan dirinya saat itu, Lord Velicio dan Eugene”

“Velicio dan Eugene? Lord yang paling berani! Baiklah, bawa dia ke ruang khusus di atas. Setelah itu makan dan kemudian bawa dia ke noog di belakang”

“Baik raja, baik ratu”

Sepanjang jalan menuju ke lantai atas, Jane menjelaskan semuanya. Helena pun mengerti walaupun masih sangat terkejut dengan kenyataan yang sesungguhnya. Setelah makan dan sebagainya, Jane membawa Helena ke noog di belakang.

Jane membuka pintu menuju noog. Disana tampak sang Raja dan Ratu sedang berbicara dengan Madame Rose dan Jendral Margon. Raja dan ratu didampingi bucht mereka, kaisar Peter.

Jane ingin teriak memanggil ayahnya tapi ia tahu itu tidak sopan. Setelah raja dan ratu berbicara dengan Madame Rose dan Jendral Margon, mereka kembali mengarah ke tempat sebelumnya. Peter tidak melihat Jane saat itu. Jendral Margon dan Madame Rose menghampiri mereka.

“Ayo anak-anak sudah saatnya kalian berlatih”

“Berlatih? Berlatih apa?”

“Tentu saja berlatih untuk perang, Helena”

“Perang? Akankah nanti terjadi perang besar?”

“Aku tidak tau. Sudahlah jangan banyak bertanya, penjelasannya nanti saja. Aku sangat rindu kepada boomerang dan panahku”

“Iya ya, mungkin lebih baik aku diam. Jadi sekarang apa yang akan kugunakan?”

“Tentu saja pedang glawd!” teriak mereka serempak.

“Eeh..eehh.. baiklah”

Pedang Glawd merupakan pedang milik Lord Velicio untuknya. Dan sebagai tambahan, tentu saja Lord Eugene meninggalkannya cambuk dari salah satu tanaman di hutan dob yang begitu menyakitkan dalam sekali cambuk. Sebelum mereka latihan, di pojok lain terlihat dua laki-laki tangguh nan hebat seumuran mereka sedang berlatih dengan adu pedang dan memberikan senyum kepada mereka. Jane dan Helena pun membalas kembali senyuman mereka dengan perasaan agak malu.

Bagaimana latihan mereka? Apakah Jendral Margon dan Madame Rose senang dengan kemampuan Helena? Siapakah 2 lelaki yang tangguh nan hebat itu? Apa yang kira-kira akan disampaikan Jane kepada ayahnya, kaisar Peter? Dan apakah Raja Aragon dan Ratu Evera mempunyai rencana khusus untuk Helena? Nantikan kelanjutan dari cerita The Queen From Galicians.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar